Pertanyaan
yang selalu membelit saya setiap harinya ini akhirnya dapat terjawab. Pertanyaan
yang telah lama hadir dalam memori ingatan jangka panjang saya ini akhirnya dapat
terpecahkan melalui sebuah buku yang berjudul Accelerated Learning For The 21st Century, karya Malcolm
J. Nicholl. Pertanyaan saya yang hadir sejak dulu adalah apakah peranan pendidikan
sangat berpengaruh bagi sektor perekonomian negara kita? Merujuk pada fakta
yang ada bahwa gelar sarjana pun tak cukup mampu untuk dijadikan sebagai mata
pencaharian berskala panjang. Pada kenyataannya di negara kita ini cukup banyak
jumlah sarjana yang berujung pada pengangguran. Lantas apakah peranan pendidikan
dapat berpengaruh cukup signifikan dalam perbaikan nasib kehidupan bangsa pada
abad ke-21 ini?
Saya
temukan semua jawaban itu dalam buku ini. Dalam buku ini dijelaskan secara
rinci mengapa peran pendidikan terasa begitu penting bagi suatu bangsa.
Pada
tanggal 14 Mei 1997, seorang Ratu Inggris berpidato di depan parlemen. Pidato
tersebut berisi:
“Prioritas
Utama pemerintah sekarang adalah pendidikan. Pemerintah berusaha keras
meningkatkan standar pendidikan di Sekolah dan Perguruan Tinggi, serta berupaya
menggalakkan program belajar terus menerus di tempat kerja.
Selanjutnya ada lagi pidato yang
dibawakan oleh pemerintah partai buruh di bawah pimpinan Perdana Menteri Tony
Blair, beliau berpidato dikarenakan beliau sedang mengkampanyekan program
politiknya. Beliau mengatakan bahwa tiga prioritas utama pemerintah Inggris
saat ini adalah “Pendidikan, Pendidikan, Pendidikan”.
Perdana Menteri Tony Blair yakin
bahwa komitmennya itu akan membuat bangsa Inggris bisa bersaing dengan
bangsa-bangsa lain untuk meghadapi tantangan abad ke-21 ini. Kebijakan itu juga
sesuai dengan deklarasi pemerintahan Bill Clinton di Amerika Serikat yang juga
memfokuskan program politiknya pada sistem pendidikan.
Komitmen berupa pentingnya
pendidikan itu dapat menghantarkan Perdana Menteri Tony Blair dalam memenangi
pemilu di Inggris. Semua rakyat inggris pun begitu antusias dalam program
belajar sepanjang hayat ini, sebab belajar harus dimulai sedini mungkin dan
tidak akan berhenti sampai manusia meninggal dunia.
Kemudian kita dapat melihat
contoh-contoh real-nya bahwa mengapa peranan pendidikan ini terkesan begitu
penting.
Para
pakar sependapat bahwa pekerjaan yang paling bernilai di masa depan adalah para
pekerja otak yang memiliki bakat yang besar dan terlatih. Apakah benar begitu?
Contohnya:
Pekerjaan
yang berulang dan mekanis akan diambil alih oleh mesin-mesin yang dikendalikan komputer,
atau diekspor ke negara-negara berpenduduk padat dimana penduduknya
dipersiapkan untuk bekerja dengan upah rendah dan dimana pemerintahannya
menawarkan insentif-insentif besar bagi dunia bisnis. Itu hanyalah contoh kecil
untuk menunjukkan bahwa sedikit sekali lapangan pekerjaan yang tersedia bagi
orang yang berpendidikan rendah.
Sekalipun
anda mempunyai suatu “Pekerjaan otak”, pendidikan tetap harus menjadi perhatian
dan kepedulian utama anda. Jika seluruh standar pendidikan bangsa kita tidak
mengalami peningkatan pesat, anda akan dikenai pajak lebih tinggi, output
perekonomian nasional yang rendah, dan biaya kekacauan social yang tinggi.
Capaian
pendidikan yang rendah, keterampilan analitis dan keterampilan pengambilan
keputusan yang parah akan mengantarkan kita kepada ketergantungan ekonomi. Anda
akan mengalami pajak yang lebih tinggi di masa mendatang karena sebuah bangsa
yang sebagian besar penduduknya tidak dapat berfungsi dalam sebuah dunia yang
berteknologi tinggi akan berarti kerugian besar akibat angka pengangguran
tinggi, biaya kesejahteraan yang tinggi, dan ongkos pengendalian kejahatan yang
tinggi, sebab ada korelasi besar antara pendidikan dan kesehatan. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa orang yang berpendidikan tinggi pada umumnya sehat dan
berumur lebih panjang.
Lihatlah
sisi positif. Kekayaan bangsa kita adalah hasil dari kualitas otak penduduknya,
kreativitas, dan keterampilan. Dengan kata lain, aset terbaik kita adalah
kemampuan kolektif kita untuk belajar cepat dan beradaptasi secara cerdas
terhadap situasi yang tidak dapat diramalkan.
Pada
masa yang berubah sangat cepat seperti sekarang ini, keterampilan super seperti
yang tersebut di atas yang mampu membuat kita tidak akan menganggur pada abad
ke-21 ini. Selanjutnya setelah menelaah contoh wacana sebelumnya, anda perlu
bertanya kepada diri anda sendiri, akan menjadi apakah anda di masa depan
nanti? Apakah anda sudah siap menghadapi masa depan yang terus berkembang seperti
sekarang ini? Apakah anda dapat bertahan hidup di era abad ke-21 ini?
Kuncinya
hanya satu. Menurut Daniel Burns, penulis Techno
Trends 24 Technologies That Will Revolutionize Our Lives, menekankan bahwa “Masa
depan adalah milik mereka yang mampu untuk terus berlatih dan belajar”
Belajar
bukan hanya mengetahui jawaban-jawaban. Juga bukan hanya mengetahui serpihan
dan penggalan dari suatu batang tubuh pengetahuan. Belajar tidak hanya diukur
dengan indeks prestasi dan nilai ujian semata. Belajar bukan hanya aktivitas
menuliskan di atas papan tulis apa yang diketahui orang lain.
Belajar
adalah petualangan seumur hidup, perjalanan eksplorasi tanpa akhir untuk
menciptakan pemahaman personal kita sendiri. Petualangan itu haruslah
melibatkan kemampuan untuk terus-menerus menganalisis dan meningkatkan cara
anda belajar. Belajar harus dimulai jauh sebelum hari pertama masuk sekolah
seorang anak dan terus berlangsung seumur hidupnya. Kita tidak boleh berhenti
belajar dan mengimplementasikan apa yang telah kita pelajari.
Merujuk
pada kesimpulan dari segala pertanyaan saya yang telah dibantu oleh buku yang berjudul
Accelerated Learning For The 21st
Century ini adalah yang terpenting bukan membangun perangkat kerasnya,
melainkan yang terpenting adalah meningkatkan kualitas otak SDM-nya. Tentunya kualitas
SDM akan dapat terus meningkat jika dibarengi dengan investasi pendidikan yang
terus dilakukan sepanjang hayat. Kesimpulan terakhir saya sependapat dengan
Bill Gates, pendiri perusahaan Microsoft, dalam bukunya The Road Ahead,
mengatakan bahwa, “Dalam dunia yang berubah, pendidikan adalah modal utama bagi
seseorang agar bisa beradaptasi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar